nusakini.com - Temanggung - Namanya Mulianto. Pria tegap ini merupakan petani cabe di Desa Manding, Temanggung, JawaTengah. Siang ini, Jumat (30/3/2018), Direkrur Jendral (Dirjen) Hortikultura Kementrian Pertanian, Suwandi, beserta rombongan, beruntung bisa bertemu sejenak dengan Mulianto dan istrinya di lahan cabe mereka.

Cabe rawit dan cabe merah yang ditanam nampak terbentang luas. Tanaman pedas ini ternyata memang kecil kecil cabe rawit, dalam arti memberi rejeki yang sangat lumayan bagi petaninya.

Sang istri, Sri Lestari, semula malu-malu menceritakan untung bersih yang didapatkan dalam sekali panen di hamparan seluas satu hektar itu. "Ya adalah...,' jawabnya tersipu saat ditanya Dirjen Suwandi. Saat ini diakui bahwa harga cabe tergolong bagus, yakni Rp 25 ribu per kg.

Sesudah diajak bercanda, akhirnya terlontar pengakuan ibu yang ramah ini bahwa dalam sekali panen minimal bisa Rp 45- 50 juta untung bersih didapatkan untuk satu hektar lahan. Sementara dalam satu tahun, cabe bisa ditanam antara 2-3 kali. Sesekali juga dilakukan rotasi tanam dengan padi, tomat atau sayuran lain. Pasangan suami istri ini juga menanam jagung di sepanjang pematang.

Dari hasil bertanam cabe sebagai tanaman unggulan, Mulianto mampu menghidupi keluarga dan menyekolahkan empat anaknya. Dua anak pertama bahkan sudah duduk di perguruan tinggi. 

Tidak hanya itu, jika harga cabe membumbung, banyak petani cabe bisa membeli kendaraan roda empat dan membangun rumah. "Saya sudah beli mobil dari cabe. Bahkan tahun ini saya dan istri akan naik haji, juga dari cabe," tuturnya terbahak.

Pedasnya cabe memang sudah dirasakan sebagai berkah, tidak hanya bagi pasangan Mulianto - Sri Lestari, tapi juga bagi banyak petani cabe lainnya di Indonesia. (tami)